Napak Tilas Perpustakaan Islam
oleh: M. Djaenudin
sumber http://jaen2006.wordpress.com
Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada tulis-menulis sejak awal mulanya. Keterlibatan inilah yang mendorong cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan kuno. Mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggali naskah-naskah kuno di daerah-daerah Telloh, Ur, Warka, Niniveh. Ugarit dan yang paling akhir Ebla yang terletak di wilayah Mesopotamia dan Mesir pada sekitar 2000 - 3000 SM. Mereka menemukan pula Perpustakaan Agung (Great Library) di Alexandria yang paling terkenal pada dunia kuno dimana sedikit banyak merupakan bentuk dasar perpustakaan yang ada sekarang. Memang tidaklah mengherankan apabila kecintaan pada buku menjadi karakteristik dunia Islam sejak masa awalnya karena per buatan itu yang disertai dengan pendirian banyak perpustakaan dianggap sebagai per- buatan amal shalih dan amat terpuji. Tapi amat disayangkan perpustakaan pada tahun-tahun permulaan Islam tidaklah banyak diketahui sampai dengan dikenalnya kertas dari Cina. Pengolahan kertas yang jauh lebih murah ketimbang papyrus yang sudah mulai langka membuat jumlah sirkulasi buku menjadi berlipat karena otomatis harga buku turun drastis. Akibatnya perpustakaan di dunia Islam dapat memiliki puluhan sampai ratusan ribu buku sedangkan perpustakaan di Dunia Barat hanya mempunyai puluhan atau ratusan buku saja pada waktu yang sama. Perpustakaan besar Islam yang pertama didirikan pada awal abad IX M oleh Khalifah Harun Al-Rasyid. Perpustakaan itu dikenal dengan sebutan “Dar al Ulum†atau “Bait al-Hikmah†yaitu suatu lembaga menyerupai universitas yang bertujuan untuk membantu perkembangan belajar, mendorong penelitian, dan mengurusi terjemahan teks-teks penting. Karena alasan ini dan terbuka bagi semua orang yang cakap menggunakannya, Baitul Hikmah telah mendatangkan efek yang panting bagi kehidupan intelektual waktu itu serta menjadi referensi umum. Bahkan Raja Louis XI dari Perancis sewaktu dalam perjalanan Perang Salib, mendapat ide dari pemikiran perpustakaannya yang pertama di Paris, yang merupakan cikal-bakal dan “Bibliotheque Nationale†masa kini itu dari perpustakaan-perpustakaan Islam di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi perpustakaan itu baru terwujud beberapa abad kemudian. Perpustakaan Baitul Hikmah bukanlah satu-satunya di Baghdad. Pada tahun 1258 ketika kota itu diporak-porandakan oleh Mongol, ada 36 perpustakaan yang tercatat oleh para ahli sejarah. Tapi selanjutnya Baghdad menderita kemunduran. Perpustakaan Baitul Hikmah segera digantikan oleh kota-kota penting di Mesopotamia, Syria. Asia Tengah, Mesir dan Iran. Sejarawan Al-Maqrizi memberikan gambaran tentang pendirian kembali perpustakaan dengan nama yang sama di Kairo pada tahun1004 M. Pada tanggal 8 Jumadits Tsani 395, gedung yang bernama Baitul Hikmah dibuka. Para siswanya menetap disitu untuk belajar. Buku-bukunya dipinjam dari perpustakaan-perpustakaan di istana tempat kediaman para khalifah dinasti Fatimiyah. Siapa saja diperbolehkan untuk mengkopi buku yang diinginkan atau membaca buku di perpustakaan tersebut. Para siswanya mempelajari Al-Qur’an, astronomi, tata bahasa, lexicography dan obat-obatan. Selain itu gedung tersebut diperindah dengan karpet sedang seluruh pintu dan koridornya berkorden. Para manager, pegawai, portir (penjaga pintu) dan pekerja kasar lainnya ditunjuk untuk memelihara keberadaan Baitul Hikmah Menurut Al-Maqrizi anggaran pemeliharaan mencapai 257 dinar pertahun yang meliputi permadani, kertas, gaji pegawai, air, cinta dan pena, perbaikan-perbaikan dan sebagainya. Kertas, pena dan tinta disediakan cuma-cuma bagi para siswa hasil wakaf dan para dermawan. Ibnu Al Furat, misalnya, yang meninggal pada tahun 924 M, mengatakan bahwa pada masa-masa terakhir jabatannya ia memikirkan murid-muridnya. Katanya “Barangkali mereka tidak mampu mengeluarkan uang sebesar satu sen-pun atau bahkan kurang dari itu untuk membeli tinta dan kertas, maka sudah menjadi kewajiban saya membantu dan menyediakannyaâ€. Dan untuk ini ia mengeluarkan 20.000 dirham dan kantong dompetnya sendiri. Pena dan tinta juga diperlukan oleh penyalin yang menulis kopian-kopian baru, mengganti halaman-halaman buku yang hilang, dan melengkapinya jauh lebih bagus dari fungsi mesin fotokopi sekarang. Tenaga ahli penyalin ini (berbeda dengan kaligrafer yang bisa ditemukan di seluruh pelosok dunia Islam) masih dapat dijumpai di Kairo sampai pada awal abad ini di Ethiopia kurang lebih tiga dasa warsa yang lalu. Ahli-ahli tulis ini sangat menentukan pada masa sebelum ditemukannya mesin cetak. Mereka bertanggung-jawab atas kelangsungan dan ketelitian dan berbagai buku yang diberikan. Mereka kadang kadang bekerja sendini, terkadang berkelompok menyalin buku secara diktasi, sehingga menghasilkan satu macam buku. Yang menarik, wanita tidak dilarang melakukan jenis pekerjaan ini. Menunut Ibnu Khallikan, orang yang bertugas membagikan buku kepada penyalin di perpustakaan Baitul Hikmah Baghdad adalah seorang wanita negro bernama Tawfiq. Beberapa perpustakaan punya banyak ahli tulis. Perpustakaan di Tripoli, misalnya, konon memiliki 180 ahli tulis yang bekerja 24 jam penuh dengan 30 orang tiap shiftnya.Â
Midason Website Translator
Sebarkan Kebaikan
Entri Populer
IKRAR PERJUANGAN
Jalan Menuju Surga
Website Populer
-
Marhaban Rakhafa, JAWARA dan Wakala Baru di Bogor7 tahun yang lalu
-
KEUTAMAAN SAHUR9 tahun yang lalu
-
FESTIVAL ANAK SHALEH INDONESIA VIII 201112 tahun yang lalu
-
Adi Pratomo, Satu di Antara Sedikit Peneliti Rupiah14 tahun yang lalu
-
Profil Para Pakar Ekonomi Syariah14 tahun yang lalu
-
-
About Me..!
midason program
CONTACT PERSON
- 085645848885
Followers
Database
-
▼
2009
(110)
-
▼
Maret
(14)
- Film "CHILDREN OF HEAVEN" (sebuah komentar)
- Jaga Performance Kemusliman ANDA !
- Teori KEPEMIMPINAN (Aa Gym Version)
- KEUNGGULAN MATA UANG EMAS DAN PERAK
- Napak Tilas Perpustakaan Islam
- Manajemen Perpustakaan Masjid
- Meneropong Zakat Periode Madinah
- Prinsip Metodologi Penelitian Ilmiah
- Situs dan Buku-buku baru tentang Ekonomi Islam
- Pakaian Renang tertutup Muslimah, Cocok untuk semu...
- The Beauty of Teaching (Kiat Sukses Mengajar)
- Memasyarakatnya Kaum Homo
- Kenapa Yahudi banyak yang PINTAR ?
- Gerakan Kaum Homo (laknatullah) di Indonesia
-
▼
Maret
(14)
0 komentar:
Posting Komentar