PENDIDIKAN ANAK dalam ISLAM

H. Abrar Zym, S.Ag

Anak adalah anugerah dan amanah Allah SWT. Anak adalah harapan masa depan. Kalimat ini seringkali kita dengar dan amat lengket di benak kita. Tidak ada yang memungkiri ucapan ini, karena memang sebuah kenyataan. Anak adalah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab orang tua, sejak masa dalam kandungan sampai dalam batas usia tertentu. Anak juga merupakan salah satu anggota masyarakat, yang wajib mendapat pelayanan, pendidikan dan perlindungan. Karenanya, sudah semestinya memberikan perhatian khusus dalam hal mendidiknya, sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan ummat Islam.

Lingkungan pertama yang berperan penting menjaga keberadaan anak adalah keluarga, sebagai lembaga pendidikan yang paling dominan secara mutlak. Kemudian, kedua orang tuanya mendidik dengan sifat- sifat yang lebih khusus. Di saat hati anak masih putih, bersih sebening kaca, jika dibiasakan dengan kebaikan, diajari dan dididik, maka ia pun akan tumbuh menjadi seorang yang baik, bahagia dunia dan akhirat.

Anak ayam kalau kita biarkan, kalau besar akan menjadi ayam. Anak kambing kalau dibiarkan setelah besar juga akan menjadi kambing. Anak kuda kalau kita biarkan besar ia akan menjadi kuda. Sebaliknya, beda dengan anak manusia, kalau dibiarkan dan tidak dididik dari kecil, kita tidak yakin setelah besar akan menjadi anak manusia. Jika dibiasakan dengan kejelekan dan hal-hal yang buruk serta ditelantarkan bagaikan binatang, maka akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur.

Seorang pendidik, baik orang tua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung jawab mereka di hadapan Allah SWT. Ibnul Qayyim berkata: “Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orangtuanya.”
Allah SWT mengingatkan kita: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim: 6)

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Bertaqwalah kalian kepada Allah dan berbuat adillah terhadap anak-anakmu.” Sikap adil dan kasih sayang terhadap anak adalah dengan mengajari mereka kebaikan. Orang tua menjadikan dirinya sebagai madrasah bagi mereka.

Keluarga, terlebih khusus kedua orangtua, sangat berpengaruh penting dalam membangun sebuah lingkungan yang mempengaruhi kepribadian sang anak, dan menanamkan tekad yang kuat dalam hati anak sejak usia dini.

Zubair bin Awam misalnya. Ia adalah salah seorang dari pasukan berkudanya Rasulullah SAW yang dinyatakan oleh Umar bin Khattab, “Satu orang Zubair menandingi seribu orang laki-laki.” Ia seorang pemuda yang kokoh aqidahnya, terpuji akhlaqnya, tumbuh di bawah binaan ibunya Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibinya Rasulullah dan saudara perempuannya Hamzah.
Ali bin Abi Thalib sejak kecil menemani Rasulullah SAW bahkan dipilih menjadi menantunya. Ia tumbuh sebagai seorang sosok pemuda teladan bagi para pemuda seusianya di bawah didikan ibunya Fathimah binti Asad, dan yang menjadi mertuanya Khadijah binti Khuwailid. Begitu pula dengan Abdullah bin Ja’far, seorang bangsawan Arab yang terkenal kebaikannya, di bawah bimbingan ibunya Asma binti Umais.

Orang tua mana yang tidak gembira jika anaknya tumbuh seperti Umar bin Abdul Aziz. Pada usianya yang masih kecil ia menangis, kemudian ibunya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab, “Aku ingat mati.” —Waktu itu ia telah menghafal Al Quran— Ibunya pun menangis mendengar penuturan anaknya.

Sufyan Ats-Tsauri berkata didikan dan penjagaan ibunya yang shalihah, ia menjadi ulama besar dan ahli hadits. Saat ia masih kecil ibunya berkata padanya, “Carilah ilmu, aku akan memenuhi kebutuhanmu dengan hasil tenunanku.” Subhanallah! Anak-anak kita rindu akan ucapan dan kasih sayang seorang ibu yang seperti ini, seorang ibu yang pandangannya jauh ke depan, seorang ibu yang super arif dan bijaksana.

Di saat orang berlomba-lomba meraih gengsi modernisasi, ketahuilah bahwa mendidik anak untuk menjadi sebaik-baik ummat yang ditampilkan di tengah-tengah manusia, adalah satu kemajuan yang sangat berarti dalam membangun aqidah dan akhlak yang benar, memperbaiki moral yang bejat serta membendung semaraknya free childrend. Melihat kepada moral generasi masa kini, para pendidik kita memikul tanggung jawab yang cukup berat.

Masalah akhlak kini bukan hanya sekedar melanda anak pelajar yang menuntut di peringkat menengah, malah di era baru ini, tempiasnya sudah memercik dan membasahkan moral anak-anak pelajar yang berada di tingkat sekolah rendah. Betapa banyak kini anak pelajar yang sudah mulai pandai melawan orang tua dan guru, sudah pandai belajar-belajar merokok, mencuri, menonton video porno, menipu, bolos sekolah, dan lain-lain.

Menurut Prof DR Syafi’i Maarif, saat ini betapa peta moral bangsa kita sangat kacau. Ada 4.200.000 situs porno di dunia, 100.000 situs porno di Indonesia. Dengan empat kali klik, anatomi tubuh perempuan dan visiologi dapat diakses tanpa bayar, kapan dan dimanapun. Dapat kita bayangkan apa yang terjadi 5-10 tahun akan datang. Anak cucu kita tidak lagi menjadi manusia bermoral, padahal ini negeri muslim terbesar, negara beragama, namun peta moralnya tidak karuan. Kualitas pendidikan agama merosot.

Perhatian serius dan tarbiyah (pendidikan Islam) yang benar kini sangatlah dibutuhkan di zaman yang dipenuhi berbagai fitnah syahwat dan syubhat yang terus memburu anak-anak kita dari segala arah dan penjuru, menggiring kearah pintu-pintu neraka jahanam. Allah SWT berfirman: “Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS An-Nisaa: 27)

Benarlah apa yang dikatakan dalam sebuah ungkapan: “Siapa menggembala kambing di tempat rawan binatang buas, kemudian lalai darinya, singa akan merebut gembalaannya.” Islam sebagai agama yang universal tidak mengesampingkan tarbiyah terhadap anak. Untuk itu — tidak bisa tidak— seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW.

Beberapa tuntunan tersebut antara lain sebagai berikut: Pertama, mengajarkan tauhid kepada anak Allah SWT Berfirman: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Lukman:13)

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An- Nisa’: 48)

Kedua, mengajari mereka pandai bersyukur kepada Allah dan berbuat baik kepada kedua orangtua. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku kembalimu.” (QS Lukman: 14)

Ketiga, mengajari mereka shalat dan membiasakannya berjamaah. Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Keempat, menumbuhkan pada diri mereka sikap muraqabah, merasa selalu diawasi Allah
Tidak meremehkan kemaksiatan sekecil apapun dan tidak merendahkan kebaikan walau sedikit. Mengajak orang lain kepada yang makruf (kebaikan) dan mencegah (mereka) dari mengerjakan yang mungkar.

Kelima, mengajarkan mereka untuk bersikap lemah lembut kepada orang lain, sopan dalam berjalan dan berbicara. Keenam, mengajarkan Al-Quran, hadits serta doa dan zikir yang ringan kepada Anak-anak. Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghafal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan zikir sehari-hari.

Ketujuh, mengarahkan mereka akan pentingnya ilmu Al-Kitab dan Sunnah. Kedelapan, menanamkan pada jiwa mereka sikap tawadhu’, rendah hati, rujulah dan syaja’ah (kejantanan dan keberanian).

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita anak-anak yang shalih. Firman Allah SWT : Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Furqan: 74)

Pendidikan anak menjadi kewajiban nomor satu bagi para orang tua. Menelantarkannya berarti menelantarkan amanat dan kepercayaan Allah. Membiarkannya berarti membiarkan kehancuran anak, orang tua, ummat, bangsa, dan negara.
Sedangkan mendidiknya adalah cahaya masa depan ummat yang cerah, berarti juga mengangkat derajat sang anak dan derajat kedua orangtuanya di surga. Amin ya rabbal ‘alamin.

Sumber: http://gemabaiturrahman.blogspot.com/2008/06/pendidikan-anak-dalam-islam.html

0 komentar:

Posting Komentar

midason creative product. Diberdayakan oleh Blogger.

Midason Website Translator

Sebarkan Kebaikan

Bila ada manfaat dalam tulisan di blog ini, silahkan share ke teman. Klik link di bawah (Share It). Thanks

IKRAR PERJUANGAN

Siapa yang banyak tertawa, wibawanya merosot. Siapa yang banyak bercanda, niscaya diremehkan. Siapa yang banyak bicara, banyak dustanya. Siapa yang banyak dustanya, Siapa yang sedikit malunya, tipis wara'nya. Siapa yang tipis wara'nya, mati hatinya. Mulailah sekarang juga untuk melangkah..... menuju tujuan Anda.... meskipun selangkah demi selangkah, tetapi akan membawa Anda ke tujuan... namun pastikan arah yang Anda tempuh benar... Pastikan Setiap Detik Hidup Anda Bertambah Ma'rifah. Baik Mengenal Allah (Ma'rifatullah), Rasulullah, Al-Islam, Al-Qur'an, Insan, Bisnis, Politik, Da'wah dan Jihad. Itulah Cara yang Sesungguhnya.

Jalan Menuju Surga

Jalan Menuju Surga
Ikutilah...!

About Me..!

Foto saya
Smart Muslim and Profesional !!!

midason program

midason program
Mari mendesain n berkreasi Secanggih mungkin untuk ketinggian Islam!!!

CONTACT PERSON

  • 085645848885

Followers

DATA PENGUNJUNG