Film "CHILDREN OF HEAVEN" (sebuah komentar)

children_of_heavenFilm Children of Heaven adalah salah satu film yang mengesankan saya. Film dari Iran ini bercerita tentang kakak beradik dari keluarga miskin, Ali dan Zahra, yang berusaha memecahkan masalah mereka bersama : sepatu si adik hilang, mereka takut bilang ke orang tua, lalu mereka bergantian pakai sepatu si kakak untuk pergi ke sekolah. Berhari-hari mereka terpaksa berlari-lari demi bisa bergantian sepatu tepat waktu agar tidak terlambat sampai sekolah. Ada banyak masalah karena hal itu, Zahra yang malu dengan sepatu gembel buruk rupa milik Ali, sepatu hanyut di selokan, Ali yang dimarahi pengawas sekolah karena datang terlambat, dan lain-lain masalah.

Pemecahan masalah muncul ketika ada lomba lari anak-anak yang berhadiah sepatu untuk juara ke-tiga. Ali akhirnya lolos boleh ikut lomba tersebut mewakili sekolahnya. Diam-diam Ali mengincar juara ke-tiga demi hadiah sepatu. Tak disangka dia menjadi juara satu. Ali justru menangis, karena gagal mendapat hadiah sepatu!

Film ini diputar untuk memberi pengertian tentang motivasi kepada sekelompok siswa SMP di Yayasan Pupuk Kaltim Bontang. Pertanyaan yang diajukan kepada adik-adik tersebut : “Mengapa Ali ingin menjadi juara ke-3?” Mereka menjawab, “Ingin dapat hadiah sepatu.” “Apa yang membuat Ali menjadi sangat bersemangat bahkan ngotot untuk meraih hadiah sepatu dalam lomba lari tersebut?” Adik-adik remaja itu diam. Saya jawab, “Karena dia membela adiknya.”

Cuplikan kisah film itu menunjukkan dua hal penting :

  1. seseorang bisa merancang strategi kalau sudah jelas apa yang ia tuju (dalam hal ini Ali berstrategi menjadi juara 3 demi hadiah sepatu). Apa yang dia tuju itu adalah ‘visi’.
  2. Seseorang akan membuat’visi’ dan bersemangat kuat untuk meraih ‘visi’ itu kalau dia mempunyai SESUATU YANG DI’BELA’ (dalam kisah itu Ali membela adik yang sangat disayangnya, karena itu ‘energi’ semangat dia melejit tinggi jauh melampaui peserta lomba lainnya).

Seringkali kita merasa kehilangan semangat, atau turun semangat dalam bekerja, belajar, maupun berusaha. Sumber utama penurunan tersebut karena kita tidak sunguuh-sungguh membela sesuatu. Orang yang bekerja dengan kesadaran sedang ‘membela’ keluarganya (istri dan anak), pasti lebih bermotivasi dibandingkan yang sekedar bekerja untuk mengisi waktu. Siswa yang belajar dengan kesadaran sedang membela masa depan diri dia sendiri, tentu lebih bermotivasi dibandingkan yang cuma sekedar mengikuti kelaziman bersekolah. Dalam buku Quantum Learning, awal dari pembelajaran yang berhasil adalah sebuah pertanyaan, yaitu AMBAK : Apa Manfaatnya ini BAgi Ku? Sebenarnya esensi dari hal itu adalah mencari relevansi dari apa yang akan dilakukan (belajar misalnya) dengan kepentingan ‘membela sesuatu’(dalam hal ini adalah diri sendiri).

Jadi resep tetap bersemangat adalah : ‘Bela’lah sesuatu. Dan yang terutama adalah bela dirimu sendiri, untuk dunia maupun akhirat!

Jaga Performance Kemusliman ANDA !

Orang melihat dari performannya. Non muslim juga begitu, melihat performance umat Islam dalam ritual ibadah, muamalah, sikap, apakah bagus, pas dan menarik. Ini harus diperhatikan, karena termasuk salah satu Da'wah Islam.

Contoh: Berjamaah; Apakah diamalkan secara teratur seperti barisnya, sejajarnya antara yang besar dan yang kecil, gerakannya yang mantap dan kompak?! Ataukah itu semua dilakukan acak-acakan dan ndak jelas. Adzannya; dilantunkan oleh suara-suara bernafas panjang, bersuara merdu, indah dan sendu? atau tidak. Imamnya; bagaimana sikapnya, kefasihan bacanya serta ucapan-ucapannya apakah sesuai standart, dls.

Contoh lagi; dalam penampilan sehari-hari; bagaimana sikapnya, sejuk dipandang atau tidak, pakaiannya rapi atau tidak, gaya berjalannya dan duduknya serta tampilan muka antara berseri atau bermuram durja. Sangatlah mempengaruhi!

Sebagian contoh diatas bisa sangat fatal akibatnya bila tidak diperhatikan. Itu semua Da'wah! harus dikemas secara brilliant dan profesional. bayangkan kalau suara muadzin nya serak dan berantakan. Aduuuh! malu-malu in. Dan mindset orang lain ketika dengar seperti itu adalah: Islam ternyata buruk, tidak indah sama sekali!

ingatlah, bahwa persepsi atau anggapan-anggapan akan masuk kedalam alam bawah sadar kita dan timbullah mindset dan image positif atau NEGATIF. Sekarang tergantung pemeluknya. Dan...., Bagaimana dengan ANDA?

Teori KEPEMIMPINAN (Aa Gym Version)

Bismillahirrohmanirrohim,

Duhai Allah yang Maha Menatap, karuniakanlah kepada kami ilmu yang membuat kami dapat mengenal RasulMu, yang membuat kami tetap lurus berjalan di jalanMu. Wahai yangMaha Mendengar, lindungi pertemuan ini dari ilmu dan amal yang menyesatkan. Amin Ya Robbal'alamin.

Saudara-saudaraku Sekalian Indonesia dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,pengikut mengikut. Kalau pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Para pengikut menduplikasi pemimpinnya. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pimpinan kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula umatnya. Kalau kita lihat kondisi bangsa kita sekarang jangan pesimis, kalau kita tidak bisa memimpin sekarang, mudah-mudahan generasi kita yang akan datang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi.

Saudara-saudaraku Sekalian

Apakah pemimpin itu lahir begitu saja? Kalau singa, sudah dilahirkan menjadi raja hutan, tetapi manusia ada yang memiliki bakat menjadi pemimpin, belum tentu dapat memimpin dengan baik kalau tidak disertai dengan ilmu. Menurut analisa di Indonesia ada jenis pemimpin ulama pesantrenan: dibesarkan di pesantren, ilmu agamanya luas, tapi kelemahannya kata para ahli adalah dalam bidang manajemen, sehingga sulit untuk mengurus sesuatu yang besar. Ada juga yang birokrat: aktif di islam, kemampuan organisasinya bagus tetapi pendalaman agamanya belum mantap. Ada tipe mubaligh yang seperti selebritis: dia ceramahnya bagus, diliput media massa, akhirnya jadi terkenal dimana-mana, dijadikan idola, tetapi kadang-kadang kurang mengakar dalam menggerakkan masyarakat.

Yang kita impikan adalah yang seperti Rasul, dia mumpuni dalam keilmuannya, berkemampuan dalam manajemen, beliau juga punya kemampuan membangun opini di masyarakat .

Dengan dasar "Setiap diantaramu adalah pemimpin", Setiap kepemimpinan akan ditanya oleh Allah. Semua pemimpin termasuk pemimpin rumah tangga tidak terkecuali. Berikut rumus sederhana untuk menjadi pemimpin yang dicintai. ***

Pemimpin itu bukan yang mengerjakan segalanya sendiri kalau ia melakukannya sendiri akan gagal ia memimpin. Kalau kita ingin untung sendiri akan sengsara akhirnya, karena kita sering merasa untung jika kita untung sendiri, padahal keuntungan sebenarnya bagi kita adalah jika kita menjadi jalan keuntungan bagi orang lain.

Apakah rahasia utama kepemimpinan? Jawabannya adalah :kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan dari kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri.

Bangunan ini bagus, kokoh, megah karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong kalau tidak diawali dengan diri sendiri. Ibu yang ingin anaknya ramah, lembut, pertanyaannya adalah sudah ramah dan lembutkah saya? Jangan menyuruh orang lain kalau belum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri. Orang yang tidak cocok antara perbuatan dan perkataan akan runtuh wibawanya. Guru, ibu, bapak atau pemimpin akan runtuh wibawanya kalu tidak cocok. Siapapun kalau tidak serius menjadi contoh akan jatuh wibawanya. Ada seorang yang mengajarkan ilmu di Daarut Tauhiid mengatakan bahwa visual itu mengambil bagian 50-60 persen, sedang vokal hanya beberapa persen sisanya adalah verbal. Kata-kata seperti ini kecil pengaruhnya, yang berpengaruh itu adalah visual kita. Contohnya nada bicara dalam berkata-kata. Tetapi jika tidak berkata-katapun akan jadi masalah. Jadi kalau kita berangan-angan ingin jadi pemimpin jangan memikirkan bawahan, pikirkan saja diri kita dulu. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi Mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri adalah omong kosong. Misalnya ketika sedang rapat kita sombong, berapa banyak potensi yang tidak bisa keluar hanya karena pemimpinannya sombong. Rapat yang dipimpin dengan emosional akan banyak potensi solusi yang tidak dapat keluar karena pemimpinnya emosional. Makanya seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menjadi contoh atau suri tauladan, modalnya harus yakin dengan kebenaran contoh tersebut; karena kalau kita tidak yakin atau ragu-ragu kita tidak dapat menjadi contoh. Hanya orang yang berpengetahuan luas yakin akan ilmunya yang berhasil menjadi contoh. Ingatlah rumus 5 S (senyum, salam sapa, santun, sopan).Khusus untuk pelajaran senyum, ternyata jika kita makin tahu ilmu senyum makin nikmat senyum itu. Senyum itu bisa dilihat dari mata. Senyum yang asli, mata itu sedikit redup, karena kalau melotot tidak jadi senyumnya.

Ternyata untuk senyum itu memerlukan 14 otot yang aktif sedangkan untuk cemberut bisa sampai 32 otot. Akibatnya energi cemberut itu lebih banyak daripada energi senyum. Senyum itu bisa kalau dalam hatinya rindu membahagiakan orang lain. Kalau orang kita ajak senyum maka akan terbawa senyum. Orang yang marah dihadapi dengan senyum insya Allah akan reda. Semakin lengkap ilmu tentang senyum akan makin nikmat senyum kita. Maka orang-orang yang akan menjadi contoh yang baik adalah orang yang yakin akan kebenaran yang dicontohkannya itu. Orang yang kurang ilmu akan sulit menjadi Contoh.

Hal yang kedua adalah; orang itu dapat menjadi contoh kalau ia sudah mengamalkannya, kalau tidak mengamalkannya tidak akan ada ruhnya. Orang yang sibuk memberi contoh tetapi orang itu belum menikmatinya akan menjadi susah. Nabi Muhammad SAW menyuruh sedekah, ditandai dengan setiap orang yang meminta tidak akan ditolaknya. Sedangkan kita menyuruh bersedekah, dalam bersedekah harus berfikir- fikir terlebih dahulu. Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk hidup bersahaja dengan rumahnya yang sederhana. Apa yang diucapkan sama dengan yang diperbuat. Dalilnya adalah; "Amat besar kemurkaan Allah apabila ada yang berkata- kata apa yang tidak diperbuatnya".

Hal ketiga adalah; kalau ingin menyuruh/menjadi contoh itu harus sabar, karena sabar itu indah. Karena menyuruh orang lain itu tidak seperti membalikkan tangan. Pemimpin yang tidak punya kesabaran tidak akan dapat memimpin dengan baik. Makanya kalau punya anak harus sabar. Membalikkan hati anak, bukan tugas kita tetapi Allahlah yang melakukannya. Tugas kita adalah meberikan contoh.

Kalau belum menurut sekarang, mungkin besok. Kalau pemimpin tidak punya kesabaran tidak akan efektif.

Hal yang keempat adalah; harus ikhlas, ciri orang yang ikhlas itu adalah jarang kecewa. Orang yang ikhlas itu dipuji/dicaci sama saja. Kalau kita bertambah semangat ketika dipuji, dan patah semangat karena dicaci, tidak melakukan karena tidak ada yang memuji itu namanya kurang ikhlas. Kita hanya melakukan saja, mau dipuji atau tidak silakan saja, Allah Maha Melihat. Makanya terus memberi contoh sambil terus berharap diterima Allah amalan kita. Dengan kombinasi keyakinan, yang kita contohkan menjadi bagian dari diri kita, kesabaran yang prima, dan keikhlasan Hati itu tidak bisa disentuh kecuali oleh hati juga.

Kalau sudah diberi contoh dan tidak ada yang mengikuti, tidak apa-apa karena tidak akan habis pahalanya jika tidak ada yang mengikuti.

Dalilnya: "Sekecil apapun perbuatan kembali kepada kita". Lakukan saja. Dan tidak boleh ujub, misalnya; ketika kita sukses dalam memberi contoh, jangan ujub, karena orang lain berubah belum tentu karena contoh kita. Ketika kita memberi contoh di rumah, tetangga mengikuti, orang lain mengikuti, kita tidak boleh ujub karena akan hilang pahalanya. Jangan pernah merasa berjasa. Jangan merasa sudah merubah orang lain, karena yang membolakbalikkan hati adalah hanya Allah. Kalau kita sudah beramal sebaiknya dilupakan saja. Piala sebesar apapun akan kecil artinya, yang paling berharga adalah keikhlasan. Apalah artinya jika kita medapat piala yang akan membuat kita jadi riya. Tingkatkan diri kita menjadi contoh mulai dari wajah yang senyum, jadikan contoh, sapa kepada siapapun, ucapan salam. Lakukan apa yang kita inginkan orang lain lakukan, baca Qur'an. Kalau ingin anak-anak kurang menonton TV kita harus mencontohkan terlebih dahulu.

Rahasia kekuatan pemimpin adalah suri tauladan. Sebagai contoh, mengapa P4 gagal diterapkan di Indonesia?

Sederhanya sekali jawabannya, yaitu tidak ada contohnya. Kita jadi bingung karena tidak ada yang paling paham tentang P4. Rasulullah SAW adalah suri tauladan. Ketika Rasul mengajak jihad, beliau langsung ada di barisan paling depan. Bahkan Imam Ali mengatakan kalau pertempuran sudah berkecamuk begitu dashyat maka kami berlindung di balik Rasul. Beliau itu bertempur paling depan, bersedekah seperti angin dan hidup bersahaja. Ketika Rasul menyuruh bertahajud, kakinya sampai bengkak. Ketika Rasul menyuruh shaum perutnya sampai diganjal dengan batu. Ketika Rasul menyuruh orang berakhlak mulia, beliaulah yang akhlaknya paling mulia. Apapun yang beliau katakan kepada umatnya, pasti beliau lakukan. Itulah sebabnya ribuan tahun sampai kini, ribuan kilometer jaraknya, masih tetap kuat pengaruhnya. Kepemimpinan itu adalah pengaruh. Siapa yang pengaruhnya paling kuat dialah yang kepemimpinannya paling kuat. Jika kita ingin menyelamatkan orang lain harus terlebih dahulu menyelamatkan diri. Bagaimana mungkin menyelamatkan orang lain, kalu diri tidak selamat. Selamatkan diri kita agar punya kemampuan menyelamatkan orang lain. Kita tidak akan dapat menolong orang lain kalau kitanya rusak.

Rahasia lainnya, pemimpin dalam Islam itu adalah pelayan umat. Jadi kalau diilustrasikan lewat piramida, piramidanya seperti piramida terbalik, dan pemimpin adalah yang di bawah. Maka siapapun yang menjadi pemimpin, dia harus mengeluarkan pengorbanan yang paling besar dibanding dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus berpikir keras, sekuat-kuatnya untuk memajukan orang yang dipimpinnya. Ini baru pemimpin sukses. Seorang guru yang baik adalah yang membuat murid-muridnya pintar, kalau tidak guru tersebut dianggap tidak bisa mengajar. Orang tua yang sukses adalah orang tua yang mengeksploitir dirinya supaya anaknya lebih baik dari dirinya. Ibu dan Bapak masing-masing memiliki pengalaman dan masa lalu kemudian menikah, ini akan lebih bagus tentunya. Bayangkan: dua potensi, kapasitas, ilmu dan masa lalu bersatu menjadi anak, seharusnya anak ini menjadi brilian tetapi kadang-kandang kita terlalu sibuk masalah kantor, masalah uang akibatnya anak jadi gagal.

Pemimpin yang sukses adalah yang selalu berpikir menjadi manfaat yang paling besar bagi orang lain.

Hal yang pertama adalah bagaimana orang yang kita pimpin jadi ahli ibadah. Sebab kalau yang kita pimpin jauh dari Allah, siapa lagi yang akan menolong. Misal kita punya toko, kita harus berjuang agar karyawan yang ada jadi dekat dengan Allah, sebab kalau mereka dekat dengan Allah, Allah pasti akan menolong. Seorang suami harus berpikir sekuat- kuatnya agar istri dan anak dekat dengan Allah, sebab bisa saja kita tiba-tiba mati. Tetapi kalau dia dekat dengan Allah, Allahlah yang melindungi Perlindungan ini jauh dari jangkauan manusia. Seorang suami itu bukan pemberi rezeki, suami itu sama-sama adalah pemakan rezeki. Jadi ini penting sekali untuk meningkatkan ibadah, sebab pemimpin bukan pemberi uang, pemimpin bukan penolong. Allahlah yang menolong. Kalau yang memimpin durhaka kita yang mengikuti akan ketiban pulungnya. Maka pemimpin yang baik harus berpikir keras bagaimana pengikutnya mendapat ilmu agama, atau dimotivasi untuk ibadah dan sinergi dengan doa.

Kalau kita memimpin toko dengan sepuluh orang karyawan. Semuanya ahli tahajud, shaum, baca Qur'an bayangkan apa yang akan diberikan Allah kepada mereka. Jika kita punya pabrik 1000 orang, bikinlah sistem yang membuat orang bisa shalat berjamaah, bisa shalat tahajud dengan tahajud call. Buat supaya dapat baca Qur'an satu hari satu juz, bisa diharapkan sebulan khatam Al-Qur'an. Selesai kerja keras sinergikan dengan doa di malam hari. Doa ini adalah fasilitas senjata yang jarang kita gunakan belakang ini. Pemimpin harus selalu memperhatikan kualitas ibadah yang dipimpinnya. Tanpa ibadah yang bagus akhlak tidak akan bagus pula

Hal yang kedua adalah pemimpin baik yang akan sukses adalah yang berpikir keras bagaimana orang-orang yang dipimpinnya bisa menjadi khalifah di dunia ini, pandai, professional dan kerjanya bagus. Dia korbankan dirinya supaya orang-orang disekelilingnya bertambah pintar. Kebahagiaan kita itu adalah ketika melihat orang lain sukses. Orang yang mengikuti kita jadi pintar karena Allah yang membuatnya pintar, bukan karena kita. Kita beruntung karena terpilih jadi jalannya yaitu belajar kepada kita, bisa saja Allah menggerakkannya belajar kepada orang lain, dan orang lain yang mendapatkan pahalanya.

Kita harus sekuat tenaga membuat orang-orang di sekitar kita pintar, kalau bawahan selalu meminta nasihat dan saran kepada kita. Berarti kita tidak akan maju. Dan kita akan membuat mereka tergantung. Kita sebagai pemimpin harus punya banyak waktu untuk belajar, harus banyak waktu untuk mengup-grade, memperbaiki diri kita, maka berikan ilmu agar mereka maju.

Pimpinan harus berhasil mencari masalah, dia berhasil merumuskan penyelesaian masalah, dan dia berhasil melakukan apa yang dia rumuskan.

Pemimpin selalu membuat orang-orang disekitarnya pintar selalu menemukan masalah, bisa mencari solusinya. Kita jangan sok pintar mencari solusi sendiri. Jadi bukan pemimpin yang baik jika segalanya dikerjakan sendirian. Akan capai nantinya,pemimpin adalah yang dapat membuat orang bangkit rasa percaya dirinya.

Hal yang ketiga adalah; setiap orang yang kita pimpin dia harus punya kemampuan dakwah, pemimpin yang baik adalah dia harus berfikir bagaimana murid-murid bisa dakwah, anak, istri bisa dakwah. Suplailah ilmu, wawasan Dimanapun kamu berada harus menjadi figur contoh, dakwahkan islam dengan baik. Misalkan kita punya pabrik dengan 1000 karyawan jadinya akan ada 1000 mubaligh. Akibatnya karena kita jadi pemimpin, orang-orang jadi dekat dengan Allah, jadi profesional, orang-orang semuanya jadi agent of change yang menyebarkan perubahan kepada masyarakatnya, itulah pemimpin sejati, dan itulah yang dilakukan Rasul. Para sahabatnya semua jadi ahli ibadah yang tangguh, jadi pemimpin yang jagoan, profesional dan menyebar menjadi sarana kemuliaan dan martabat bagi umat, inilah pemimpin yang dibutuhkan.

Andaikata presiden di suatu negara seperti ini menjadi suri tauladan, setiap patah katanya, perbuatannya, ibadahnya, profesionalismenya dan ia adalah orang yang benar-benar mengeksploitir dirinya agar rakyatnya menjadi ahli ibadah semuanya. Andaikata sebelum rapat kabinet harus dibacakan ayat-ayat Al-Quran, dan prasyarat jadi calon menteri adalah harus hafal minimal lima juz. Menteri-menteri yang dipilih adalah yang paling kuat ibadahnya, paling profesional dan figur dirinya menjadi suri tauladan. Kehidupannya harus zuhud. Impian ini dapat menjadi kenyataan dengan gampang saja jika Allah menghendaki. Mulainya adalah dari diri masing-masing. Targetnya cuma diri dan rumah terlebih dahulu. Apa artinya kantor sukses kalau rumah hancur.

Biasanya jatuhnya pemimpin berawal dari rumahnya. Janganlah memikirkan negara yang besar, coba pikirkan negara mini kita dahulu yaitu tubuh kita ini. Kemudian baru mulai membenahi kerajaan rumah kita.

Bonusnya adalah "Barangsiapa yang banyak bertobat, maka Allah akan menghilangkan segala kesedihan hati, melapangkan segala urusan dan Allah akan memberikan rezeki dari tempat yang tidak diduga- duga." Ini akan menjadi penambah semangat bagi kita semua.

Walhamdulillahirrobil'alamin (Sumber : Humas Daarut Tauhiid Jakarta)

KEUNGGULAN MATA UANG EMAS DAN PERAK

Oleh KH. M. Shiddiq Al-Jawi

Pengantar

Ketika dunia menggunakan emas dan perak sebagai mata uang, tidak pernah terjadi sama sekali masalah-masalah moneter (masyakil naqdiyyah), seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan anjloknya daya beli. Profesor Roy Jastram dari Berkeley University AS dalam bukunya The Golden Constant telah membuktikan sifat emas yang tahan inflasi. Menurut penelitiannya, harga emas terhadap beberapa komoditi dalam jangka waktu 400 tahun hingga tahun 1976 adalah konstan dan stabil. (Nurul Huda dkk, 2008:104).

Masalah-masalah moneter itu justru terjadi setelah dunia melepaskan diri dari standar emas dan perak serta berpindah ke sistem uang kertas (fiat money), yaitu mata uang yang berlaku semata karena dekrit pemerintah, yang tidak ditopang oleh logam mulia seperti emas dan perak. Dalam sistem Bretton Woods yang berlaku sejak 1944, dolar masih dikaitkan dengan emas, yaitu uang $35 dolar AS dapat ditukar dengan 1 ounce emas (31 gram). Namun pada 15 Agustus 1971, karena faktor ekonomi, militer, dan politik, Presiden AS Richard Nixon akhirnya menghentikan sistem Bretton Woods itu dan dolar tak boleh lagi ditukar dengan emas. (Hasan, 2005). Mulailah era nilai tukar mengambang global yang mengundang banyak masalah. Dolar semakin terjangkit penyakit inflasi. Pada tahun 1971 harga resmi emas adalah $38 dolar AS per ounce. Namun pada tahun 1979 harganya sudah melonjak jadi $450 dolar AS per ounce. (El-Diwany, 2003).

Masalah-masalah moneter seperti itu hanya dapat diatasi oleh mata uang emas dan perak saja. Mengapa? Sebab emas dan perak mempunyai banyak keunggulan. Telaah ini bertujuan mengupas lebih dalam mengenai keunggulan-keunggulan sistem emas dan perak tersebut, sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Abdul Qadim Zallum dalam kitabnya Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah (2004), khususnya bab Fawa`id Nizham Adz-Dzahab wa Al-Fidhdhah. (h. 224-dst).

Keunggulan Mata Uang Emas dan Perak

Syaikh Zallum menerangkan setidaknya terdapat 6 (enam) keunggulan mata uang emas dan perak sebagai berikut (h. 224-227) :

Pertama, emas dan perak adalah komoditi, sebagaimana komoditi lainnya, semisal unta, kambing, besi, atau tembaga. Untuk mengadakannya perlu ongkos eksplorasi dan produksi. Komoditi ini dapat diperjualbelikan apabila ia tidak digunakan sebagai uang. Jadi, emas dan perak termasuk uang komoditi/uang barang (commodity money). (Nasution, 2008:241). Artinya, emas dan perak mempunyai nilai intrinsik (qimah dzatiyah) pada dirinya sendiri. Beda dengan uang kertas yang tidak memiliki nilai intrinsik pada barangnya sendiri. (Thabib, 2003:326).

Maka dengan menggunakan mata uang emas dan perak, suatu negara tidak akan dapat mencetak mata uang sesukanya lalu mengedarkannya ke pasar. Ini berbeda dengan uang kertas, suatu negara dapat saja mencetak uang kertas berapa pun ia mau, karena uang kertas tidak mempunyai nilai intrinsik pada dirinya sendiri. (Zallum, 2004:224). Ilustrasinya, untuk mencetak lembaran uang satu dolar AS, biayanya 4 sen dolar. Dengan anggapan 1 dolar senilai Rp 10.000, maka nilai 4 sen dolar hanya Rp 400 (1 dolar = 100 sen dolar). Kalau mau mencetak lembaran 100 dolar, biayanya juga masih sekitar 4 sen dolar itu. Inilah yang mengakibatkan The Fed (Bank Sentral AS) sangat leluasa mencetak dolar hampir unlimited sehingga menimbulkan inflasi permanen. (Hamidi, 2007:37). Namun untuk mencetak 1 lembaran uang senilai 1 dinar emas, diperlukan emas seberat 4,25 gram. Maka negara yang menggunakan standar dinar tidak bisa mencetak uang semaunya, kecuali dalam batas kuantitas emas yang dimilikinya. Uang yang beredar hanya bisa ditambah ketika negara menerima sejumlah emas baru dari pihak luar. Sebaliknya uang yang beredar bisa berkurang kalau ada orang yang menukarkan sebagian uangnya dengan emas. (El-Diwany, 2003:92).

Kedua, sistem emas dan perak akan menimbulkan kestabilan moneter. Tidak seperti sistem uang kertas yang cenderung membawa instabilitas dunia dikarenakan penambahan uang kertas yang beredar secara tiba-tiba. (h. 226). Emas biasanya tidak mudah ditemukan dalam jumlah berlimpah. Dalam perkiraan terbaik, persediaan emas global dalam 300 tahun terakhir hanya bertambah rata-rata 2 % per tahun. Tingkat pertumbuhan ini jauh di bawah pertumbuhan uang beredar berdasarkan perbankan modern yang menggunakan uang kertas. (El-Diwany, 2003:93). Dalam setahun, seluruh industri tambang emas dunia hanya menghasilkan kira-kira 2000 ton emas, sangat jauh di bawah produksi baja di AS saja yang menghasilkan 10.500 ton per jamnya pada tahun 1995. (Hamidi, 2007:109)

Ketiga, sistem emas dan perak akan menciptakan keseimbangan neraca pembayaran antar-negara secara otomatis, untuk mengoreksi ketekoran dalam pembayaran tanpa intervensi bank sentral. (Zallum, 2004:226). Mekanisme ini disebut dengan automatic adjustment (penyesuaian otomatis) yang akan bekerja menyelesaikan ketekoran dalam perdagangan (trade imbalance) antar negara. (Hamidi, 2007:137; Nurul Huda dkk, 2008:103).

Mekanismenya : jika suatu negara (misal negara A) impornya dari negara B lebih besar daripada ekspornya, maka akan makin banyak emas dan perak yang mengalir dari negara A itu ke negara B. Ini karena emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran. Kondisi ini akan mengakibatkan harga-harga di dalam negara A turun, lalu menyebabkan harga-harga komoditi dalam negara A lebih murah daripada komoditi impor dari negara B, dan pada gilirannya akan mengurangi impor dari negara B. Sementara dalam sistem uang kertas, jika terjadi ketekoran semacam ini, negara A akan mencetak lebih banyak uang, sebab tak ada batasan untuk mencetaknya. Tindakan ini justru akan meningkatkan inflasi dan menurunkan daya beli pada uang di negara A.

Dalam sistem emas dan perak, negara tidak mungkin mencetak uang lagi, selama uang yang beredar dapat ditukar dengan emas dan perak pada tingkat harga tertentu. Karena negara khawatir tidak akan mampu melayani penukaran tersebut. (Zallum, 2004:226).

Keempat, sistem emas dan perak mempunyai keunggulan yang sangat prima, yaitu berapapun kuantitasnya dalam satu negara, entah banyak atau sedikit, akan dapat mencukupi kebutuhan pasar dalam pertukaran mata uang. (Zallum, 2004:227). Jika jumlah uang tetap, sementara barang dan jasa bertambah, uang yang ada akan mampu membeli barang dan jasa secara maksimal. Jika jumlah uang tetap, sedang barang dan jasa berkurang, uang yang ada hanya mengalami penurunan daya beli. Walhasil, berapa pun jumlah uang yang ada, cukup untuk membeli barang dan jasa di pasar, baik jumlah uang itu sedikit atau banyak. (Yusanto, 2001:144).

Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk sistem uang kertas. Jika negara mencetak semakin banyak uang kertas, daya beli uang itu akan turun dan terjadilah inflasi. Jelaslah, sistem emas dan perak akan menghapuskan inflasi. Sedang sistem uang kertas sebaliknya akan menyuburkan inflasi. (Zallum, 2004:227).

Kelima, sistem emas dan perak akan mempunyai kurs yang stabil antar negara. Ini karena mata uang masing-masing negara akan mengambil posisi tertentu terhadap emas atau perak. Dengan demikian, di seluruh dunia hakikatnya hanya terdapat satu mata uang, yaitu emas atau perak, meski mata uang yang beredar akan bermacam-macam di berbagai negara (Zallum, 2004:227).

Benar hanya ada satu mata uang, karena satu ounce koin emas (31 gram) di AS, tidak akan berbeda dengan satu ounce koin emas di Jepang, Jerman, atau Perancis. Mungkin satu ounce emas itu akan diberi nama yang berbeda-beda di masing-masing negara ini, apakah diberi nama 20.000 Yen (Jepang), 200 Deutschemark (Jerman), 10.000.000 Rupiah (Indonesia), atau 1000 Franc (Perancis). Tetapi tidak akan ada biaya transaksi signifikan yang menggambarkan perbedaan kurs. Konsekuensinya, spekulasi mata uang asing (valas) tidak akan dapat lagi dilakukan dan perdagangan internasional pun akan makin bergairah, karena emas dan perak telah menghindarkan para eksportir/importir dari sumber ketidakpastian yang terbesar, yaitu kurs yang tidak tetap (fluktuatif). (El-Diwany, 2003:97).

Keenam, sistem emas dan perak akan memelihara kekayaan emas dan perak yang dimiliki oleh setiap negara. Jadi emas dan perak tidak akan lari dari satu negeri ke negeri lain. Negara manapun tidak memerlukan pengawasan untuk menjaga emas dan peraknya. Mengapa? Sebab emas dan perak itu tidak akan berpindah secara percuma atau ilegal. Emas dan perak tidak akan berpindah kecuali menjadi harga bagi barang atau jasa yang memang hal ini dibolehkan syara'. (Zallum, 2004:227; An-Nabhani, 2004:277). Contohnya : untuk mengimpor bahan pangan, alat-alat berat, persenjataan, atau untuk membayar tenaga ahli dari berbagai bidang dari luar negeri yang diperlukan untuk membangun negara Khilafah. Dengan kata lain, tidak akan ada keuntungan investasi asing yang dapat diterjemahkan sebagai kerugian mata uang dalam negeri. (El-Diwany, 2003:98).

Penutup

Itulah sekilas beberapa keunggulan mata uang emas dan perak yang diterangkan oleh Syaikh Abdul Qadim Zallum dalam kitabnya Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah (2004), dengan pengayaan dari berbagai referensi berharga lainnya. Dengan memahami berbagai keunggulan itu, kita tak perlu lagi meragukan kemampuan mata uang emas dan perak dalam mengatasi masalah-masalah moneter yang menyengsarakan umat selama ini.

Namun kemampuan mata uang emas dan perak itu tak ada gunanya kalau hanya jadi wacana kosong di negeri-negeri Dunia Islam yang masih rela tunduk kepada hegemoni Barat pimpinan AS. Dengan patuh sebagai budak Barat, mereka memang masih bisa hidup sebagai "rumput", tapi bukan sebagai "pohon cemara". Mereka memang tidak terhempas angin, cuma diinjak-injak dengan hina. Hanya negara Khilafah kiranya yang akan mampu mengemban tugas memuliakan umat dengan emas dan perak. Allahu Akbar! [ ]

DAFTAR BACAAN

Abu Ar-Rasytah, Atha, Al-Azmat Al-Iqtishadiyah : Waaqi'uhaa wa Mu'aalajuthaa min Wijhah Nazhar Al-Islam, www.hizb-ut-tahrir.info

Al-Maliki, Abdurrahman, As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, (T.tp. : T.p), 1963

An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam, (Beirut : Darul Ummah), 2004

El-Diwany, Tarek, The Problem with Interest : Sistem Bunga dan Permasalahannya, Penerjemah Amdiar Amir, (Jakarta : Akbar Media Eka Sarana), 2003

Hamidi, M. Luthfi, Gold Dinar Sistem Moneter Global Yang Stabil dan Berkeadilan, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing), 2007

Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami (Al-Awraq Al-Naqdiyyah fi Al-Iqtishad A-Islami), Penerjemah Saifurrahman Barito & Zulfikar Ali, (Jakarta : RajaGrafindo Persada), 2005

Lubis, Abdur-Razzaq dkk, Jerat Utang IMF? Sebuah Pelajaran Berharga Bagi Para Pemimpin Bangsa-Khususnya Indonesia (Discredit Interest-Debt!), Penerjemah Rofik Suhud, (Bandung : Mizan), 1998

Nasution, Mustafa Edwin dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana), 2007

Nurul Huda dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis, (Jakarta : Kencana), 2008

Salim, Fathi Muhammad, An-Naqd Ad-Duali, (T.tp. : T.p), Tt

Thabib, Hamad Fahmi, Hatmiyyah Inhidam Ar-Ra`sumaliyyah Al-Gharbiyyah, (T.tp. : T.p), 2003

Yusanto, Ismail dkk (Editor), Dinar Islam : Solusi Krisis Moneter, (Jakarta : PIRAC, SEM-Institute, Infid), 2001

Zallum, Abdul Qadim, Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah, (Beirut : Darul Ummah), Cetakan III, 2004

Napak Tilas Perpustakaan Islam

oleh: M. Djaenudin

sumber http://jaen2006.wordpress.com

Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada tulis-menulis sejak awal mulanya. Keterlibatan inilah yang mendorong cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan kuno. Mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggali naskah-naskah kuno di daerah-daerah Telloh, Ur, Warka, Niniveh. Ugarit dan yang paling akhir Ebla yang terletak di wilayah Mesopotamia dan Mesir pada sekitar 2000 - 3000 SM. Mereka menemukan pula Perpustakaan Agung (Great Library) di Alexandria yang paling terkenal pada dunia kuno dimana sedikit banyak merupakan bentuk dasar perpustakaan yang ada sekarang. Memang tidaklah mengherankan apabila kecintaan pada buku menjadi karakteristik dunia Islam sejak masa awalnya karena per buatan itu yang disertai dengan pendirian banyak perpustakaan dianggap sebagai per- buatan amal shalih dan amat terpuji. Tapi amat disayangkan perpustakaan pada tahun-tahun permulaan Islam tidaklah banyak diketahui sampai dengan dikenalnya kertas dari Cina. Pengolahan kertas yang jauh lebih murah ketimbang papyrus yang sudah mulai langka membuat jumlah sirkulasi buku menjadi berlipat karena otomatis harga buku turun drastis. Akibatnya perpustakaan di dunia Islam dapat memiliki puluhan sampai ratusan ribu buku sedangkan perpustakaan di Dunia Barat hanya mempunyai puluhan atau ratusan buku saja pada waktu yang sama. Perpustakaan besar Islam yang pertama didirikan pada awal abad IX M oleh Khalifah Harun Al-Rasyid. Perpustakaan itu dikenal dengan sebutan â€Å“Dar al Ulum” atau â€Å“Bait al-Hikmah” yaitu suatu lembaga menyerupai universitas yang bertujuan untuk membantu perkembangan belajar, mendorong penelitian, dan mengurusi terjemahan teks-teks penting. Karena alasan ini dan terbuka bagi semua orang yang cakap menggunakannya, Baitul Hikmah telah mendatangkan efek yang panting bagi kehidupan intelektual waktu itu serta menjadi referensi umum. Bahkan Raja Louis XI dari Perancis sewaktu dalam perjalanan Perang Salib, mendapat ide dari pemikiran perpustakaannya yang pertama di Paris, yang merupakan cikal-bakal dan â€Å“Bibliotheque Nationale” masa kini itu dari perpustakaan-perpustakaan Islam di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi perpustakaan itu baru terwujud beberapa abad kemudian. Perpustakaan Baitul Hikmah bukanlah satu-satunya di Baghdad. Pada tahun 1258 ketika kota itu diporak-porandakan oleh Mongol, ada 36 perpustakaan yang tercatat oleh para ahli sejarah. Tapi selanjutnya Baghdad menderita kemunduran. Perpustakaan Baitul Hikmah segera digantikan oleh kota-kota penting di Mesopotamia, Syria. Asia Tengah, Mesir dan Iran. Sejarawan Al-Maqrizi memberikan gambaran tentang pendirian kembali perpustakaan dengan nama yang sama di Kairo pada tahun1004 M. Pada tanggal 8 Jumadits Tsani 395, gedung yang bernama Baitul Hikmah dibuka. Para siswanya menetap disitu untuk belajar. Buku-bukunya dipinjam dari perpustakaan-perpustakaan di istana tempat kediaman para khalifah dinasti Fatimiyah. Siapa saja diperbolehkan untuk mengkopi buku yang diinginkan atau membaca buku di perpustakaan tersebut. Para siswanya mempelajari Al-Qur’an, astronomi, tata bahasa, lexicography dan obat-obatan. Selain itu gedung tersebut diperindah dengan karpet sedang seluruh pintu dan koridornya berkorden. Para manager, pegawai, portir (penjaga pintu) dan pekerja kasar lainnya ditunjuk untuk memelihara keberadaan Baitul Hikmah Menurut Al-Maqrizi anggaran pemeliharaan mencapai 257 dinar pertahun yang meliputi permadani, kertas, gaji pegawai, air, cinta dan pena, perbaikan-perbaikan dan sebagainya. Kertas, pena dan tinta disediakan cuma-cuma bagi para siswa hasil wakaf dan para dermawan. Ibnu Al Furat, misalnya, yang meninggal pada tahun 924 M, mengatakan bahwa pada masa-masa terakhir jabatannya ia memikirkan murid-muridnya. Katanya â€Å“Barangkali mereka tidak mampu mengeluarkan uang sebesar satu sen-pun atau bahkan kurang dari itu untuk membeli tinta dan kertas, maka sudah menjadi kewajiban saya membantu dan menyediakannya”. Dan untuk ini ia mengeluarkan 20.000 dirham dan kantong dompetnya sendiri. Pena dan tinta juga diperlukan oleh penyalin yang menulis kopian-kopian baru, mengganti halaman-halaman buku yang hilang, dan melengkapinya jauh lebih bagus dari fungsi mesin fotokopi sekarang. Tenaga ahli penyalin ini (berbeda dengan kaligrafer yang bisa ditemukan di seluruh pelosok dunia Islam) masih dapat dijumpai di Kairo sampai pada awal abad ini di Ethiopia kurang lebih tiga dasa warsa yang lalu. Ahli-ahli tulis ini sangat menentukan pada masa sebelum ditemukannya mesin cetak. Mereka bertanggung-jawab atas kelangsungan dan ketelitian dan berbagai buku yang diberikan. Mereka kadang kadang bekerja sendini, terkadang berkelompok menyalin buku secara diktasi, sehingga menghasilkan satu macam buku. Yang menarik, wanita tidak dilarang melakukan jenis pekerjaan ini. Menunut Ibnu Khallikan, orang yang bertugas membagikan buku kepada penyalin di perpustakaan Baitul Hikmah Baghdad adalah seorang wanita negro bernama Tawfiq. Beberapa perpustakaan punya banyak ahli tulis. Perpustakaan di Tripoli, misalnya, konon memiliki 180 ahli tulis yang bekerja 24 jam penuh dengan 30 orang tiap shiftnya.Â

Bagaimana model perpustakaan-perpustakaan itu? Jelas berbeda dengan perpus takaan yang ada sekarang. Hal tersebut terbukti dan hasil penelitian terhadap beberapa perpustakaan masjid tradisional di Kairo atau Tunis umpamanya. Al-Maqrizi menuturkan pada kita mengenai perpustakaan di Shiraz. Perpustakaan itu terdiri dan satu ruang berkubah panjang yang berhubungan de- ngan ruang-ruang penyimpanan buku. Penguasa membangun tangga-tangga dari kayu berhias kira-kira setinggi orang dengan lebar 3 yard, yang mempunyai rak-rak dan atas sampai bawah di sepanjang ruang besar dan ruang-ruang penyimpanan buku tersebut. Buku-bukunya disusun di atas rak dan masing-masing rak memiliki tangga tersendiri. Juga tersedia katalog dari seluruh judul buku yang ada. Hanya orang yang terdaftar sebagai anggota yang diperbolehkan masuk ke perpustakaan ini Gambar-gambar masih relatif jarang terdapat di perpustakaan walaupun orang-orang Asia sudah umum membaca buku. Ada satu gambar yang cukup terkenal yaitu gambar dinding perpustakaan umum, mungkin di Mosul pada manuskrip A1-Hariiri. Para sejarawan Arab telah berupaya merinci volume perpustakaan-perpustakaan itu. tapi susah dipahami. Misal kalau dikatakan bahwa perpustakaan di Tripoli memiliki secara pasti 3 juta buku, apakah maksudnya 3 juta judul buku yang berbeda atau 3 juta jilid. Karena terkadang satu buku terbagi menjadi beberapa jilid. Lagi pula ada kemungkinan banyak kopian dan buku yang sama. Sebagai contoh, sebuah perpustakaan di Mesir memiliki sampai 30 buah salinan kamus Al-Khalili, 20 tarikh Al-Thabani dan 2400 Al-Qur’ani. Yang lebih membingungkan seringkali digunakan ukuran muatan unta, hingga susah untuk dihitung secara tepat. Misalnya sebuah perpustakaan pribadi disebutkan mempunyai koleksi sebanyak 700 muatan unta dan perpustakaan yang lain 400 muatan unta. Ibnu Khaldun pernah mengingatkan bahwa orang Islam di Spanyol khususnya amat kaya akan buku-buku dan perpustakaan. Dan di seluruh Andalusia, kota Cordova-lah yang paling mashur. Ibnu Rusyd sendiri pemah berujar: â€Å“Jika seorang terpelajar meninggal di Seville, maka orang akan membawa koleksi bukunya ke Cordova untuk dijual dimana buku-buku itu akan memperoleh harga tertinggi. Dan sebaliknya bila seorang musikus meninggal di Cordova, orang akan pergi ke Seville untuk menjual alat-alat musiknya”. Tentu saja tidak semua perpustakaan itu bersifat umum. Orang-orang kaya di seluruh dunia Islam mempunyai koleksi-koleksi pribadi. Hal ini membuat para siswa banyak yang mengeluh seperti halnya Seneca seribu tahun sebelumnya di Roma. Keluhan ini disebabkan karena tirnbulnya kebiasaan membali buku â€Å“bukan untuk dipelajari atau di baca melainkan cuma untuk hiasan belaka”. Orang-orang kaya itulah yang telah merubah beribu-ribu buku dengan jilidan dan judul buku yang sangat menarik yang membuat harga buku melejit tak terjangkau kantong para siswa dan pencinta buku yang benar benar. â€Å“Perpustakaan sekarang juga telah menjadi sate bagian dekorasi dalam rumah yang penting seperti kamar mandi atau sauna, â€Å“demikian Seneca lagi. Pendapat serupa dikemukakan oleh sejarawan Al Mas’udi dan lainnya. Barangkali cukup mengherankan bahwa di perpustakaan-perpustakaan Islam, buku bukunya dapat dipinjarnkani. Sedang di Barat hal tersebut sering menimbulkan masalah. Peraturan Benedictines of Abindon pada akthir abad XII M menyatakan bahwa perpustakaan tidak diperkénankant meminjamkan buku apapun kecuali dengan agunan yang bernilai sama atau lebih besar dan buku yang dipinjam itu. Seorang pustakawan dari Aleppo waktu yang sama xnengungkapkan dengan nada yang lebih mantap: ‘Jangan sekali-kali meminjamkan buku kecuali setelah Anda memberikan alasan dan dia tetap mau meminjam. Ambillah agunan untuk pinjaman itu karena hal itu merupakan satu-satunya cara untuk bersandiwara. Jika Anda tidak memperhatikan kata-kata saya, tentu Anda akan kehilangan buku!” Seorang ahli sejarah dari perpustakaan Damaniyah di Merv bernama Yaqut pernah mengatakan dengan menarik: â€Å“Tak pemah ada kejelasan atas 200 jilid buku atau lebih yang dipinjam dan rumahku dan saya tak pernah meminta borek meskipun nilai buku-buku itu mencapai 200 Dinar’. Apabila bilangan itu benar, ini menunjukkan seberapa banyak buku-buku itu turun selama kurun waktu 300 tahun. Perpustakaan telah didirikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kepala Negara, Menteri, Qadhi, orang-orang kaya dan lain-lain serta perempuan yang bersemangat, rakyat biasa dan pedagang. Kondisi beberapa perpustakaan cukup ekstentrik, seperti yang didirikan oleh sejarawan besar Rasyid Al-Din, dipinggiran kora di Tabniz yang sangat memperhatikan pemeliharaan hasil-hasil penelitiannya sendiri. Perhatiannya itu memang kelihatan berlebihan, tetapi ia telah melihat begitu banyak pertikaian dan perusakan yang diperburuk oleh serangan bangsa Mongol di Timur dan bangsa Barbar di Barat serta penaklukan kembali (reconquista) di Spanyol. Beberapa perpustakaan ada yang masih bertahan hidup atau dibangun kembali, seperti perpustakaan-perpustakaan di Makkah, Madinah serta di Universitas Al-Azhar Kairo. Banyak perpustakaan baru kemudian juga didirikan di negeri-negeri Islam baru di Moghul dan Ottoman Turki. Proses ini masih terus berlangsung sekarang, khususnya pada universitas-universitas di Saudi Arabia dan negara negara Teluk lainnya. Pakistan, Indonesia dan Malaysia.  Wallahu a’lam.

Manajemen Perpustakaan Masjid

A. Pendahuluan

Masjid sebagai tempat suci umat islam, kecuali sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan umat islam dalam mengatur tata kehidupan umat islam. Disanalah pertama kali seorang anak muslim dikenalkan dengan tata kehidupan ber-islam dengan berbagai cara yang atara lain : kegiatan pengajian, kegiatan TPA/TPQ dan lain sebagainya.

Masjid memiliki banyak fungsi, yang salah satunya adalah sebagai lembaga pendidikan. Agar fungsi ini dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tata kehidupan umat dan berjalan dengan baik dan optimal, perlu adanya sarana dan prasarana penunjang.

Salah satu sarana dan prasarana penunjang masjid sebagai lembaga pendidikan adalah perpustakaan, yang mana dengan perpustakaan, akan tersedia sarana bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan bagi umat islam.

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik, apabila ditunjang dengan sistem manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada pencapaian tujuan yang telah diterapkan.

Begitu halnya perpustakaan masjid, untuk dapat memberikan layanan informasi kepada pemakai dengan baik dan lancar perlu ditunjang manajemen yang memadai, karena dengan manajemen yang baik , pembagian kerja ( job diskription ) akan berjalan dengan baik dan fungsi manajemen ( perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan ) akan berjalan dengan baik.


B. Fungsi Perpustakaan Masjid

1. Sebagai tempat studi bagi jamaah atau masuarakat, tentang pengetahuan dan keagamaan

2. Sebagai sumber informasi keagamaan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar.

3. Sebagai sarana menciptakan gemar membaca bagi umat dan masyarakat.

4. Sebagai saranan pembinaan kehisdupan rohaniah dan jasmaniah, tibul keinginan untuk lebih maju

5. Sebagai penyimpan dokumen dan kegiatan keilmuan masjid.


C. Struktur Organisasi Perpustakaan Masjid :

Sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Masjid Indonesia, maka Struktur Perpustakaan Masjid diatur sebagai berikut :

1. Perpustakaan Masjid Pemula ( minimal memiliki koleksi 1000 judul/eks )

Ketua Ta’mir Masjid


Kepala Perpustakaan


Petugas Layanan

2. Perpustakaan Masjid Madya ( minimal memiliki koleksi 2000 judul/eks )

Ketua Ta’mir Masjid


Kepala Perpustakaan

Petugas Teknis


Petugas Layanan

3. Perpustakaan Masjid Utama ( minimal memiliki koleksi 2000 judul/eks )

Ketua Ta’mir Masjid


Kepala Perpustakaan

Tata Usaha


Petugas Teknis


Petugas Layanan


D. Pengadaan

1. Dana

Sumber dana untuk pengembangan perpustakaan masjid dapat diupayakan dari :

a. Kotak amal

b. Donatur tetap

c. Menjual jasa

d. Usaha bersama

e. Infaq, Sodaqoh, dan Zakat.

2. Tenaga

Untuk dapat melaksanakan tugas–tugas perpustakaan dengan baik dan benar perlu didukung adanya sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dibidang ilmu perpustakaan, baik diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal. Adapun kategori pendidikan yang dibutuhkan :

a. SMA/PGA/MAN ( memiliki pengetahuan agama dan paham terhadap bahasa arab.

b. SMA/PGA/MAN plus pelatihan perpustakaan

c. Diploma II dan III ilmu Perpustakaan

d. S1 Ilmu Perpustakaan.

Dikarenakan masjid merupakan lembaga dakwah yang bersifat sosial, biasanya tenaga yang ada para sukarelawan, sehingga untuk dapat memenuhi kiteria pendidikan di atas masih kesulitan. Untuk itu upaya yang perlu ditempuh oleh perpustakaan masjid, berusaha mengirim atau mengikutsertakan kepada sukarelawan untuk mengikuti kegiatan seminar, trainning, magang, atau kursus di bidang perpustakaan.

3. Koleksi

Koleksi merupakan unsur utama dari sebuah perpustakaan, didalam melakukan pengadaan koleksi perlu disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. Adapun koleksi perpustakaan masjid dapat diupayakan dengan cara sebagai berikut :

a. Meminta Sumbangan ( perorangan atau penerbit, yayasan dll. )

b. Membeli

c. Foto Kopi

d. Melakukan Tunar Menukar

e. Meminjam

f. Mengajukan permohonan ke Pemerintah

g. Dll.

4. Ruangan

Luas ruangan yang diperlukan untuk perpustakaan masjid sangat tergantung pada kondisi Masjid

a. Apabila kondisinya belum memiliki ruangan

- koleksi dapat di simpan di alamri kaca yang ditempat dipingir ruangan masjid.

- tempat baca berada di ruang masjid

b. Apabila kondisinya sudah memiliki ruangan, maka perlu ada pembagian ruangan atau penataan sedemikian rupa, sehingga dapat memperlancar proses kerja dan pelayanan pemakai. Adapun ruangan yang dibutuhkan minimal : ruang kerja, ruang koleksi, ruang pelayanan, dan ruang baca.

5. Sarana Mebeler

Untuk dapat dimanfaatkan dengan baik, perpustakaan masjid juga harus didukung dengan saran mebeler yang anatara lain :

a. Rak buku

b. Meja/kursi Kerja

c. Meja/kursi Baca

d. Meja/kursi Layanan

E. Pelayanan Teknis ( Pemrosesan )

1. Inventarisasi

Semua koleksi yang diterima oleh perpustakaan harus dicatat dalam buku inventarisasi, hal ini dimaksudkan untuk mendata seberapa banyak jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, dan juga memberikan tanda identitas pada setiap koleksi yang berupa cap atau stempel milik perpustakaan. Adapun contoh tabelnya sebagai berikut :

No.

Tgl.

Pengarang

Judul

Asal

Impresum

Ket















2. Katalogisasi

Semua koleksi yang dimilki oleh perpustakaan perlu dibuatkan daftar atau kartu katalog, dengan kartu katalog memungkinkan pembaca mencari koleksi yang diinginkan dengan mudah dan lancar

Adapun Jenis katalog ada 4 jenis :

- katalog judul

- katalog pengarang

- katalog subyek

- katalog seflist

3. Klasifikasi

Setiap koleksi perpustakaan harus diberikan nomor klasifikasi, hal ini ditujukan untuk mengelompokkan koleksi berdasarkan bidang ilmu masing-masing, sehingga dengan ini sistem panataannya akan lebih mudah, dan proses pencarian koleksi juga akan mudah. Di dalam memberikan nomor klasifikasi kepada setiap koleksi digunakan pedoman baku secara internasional, yaitu dengan sistem DDC ( Dewey Decimal Classification ) yang mana sistem pembagian dalam DDC ini ada 10 kelas utama, yang kemudian masing-masing kelas utama masih dibagi kedalam 10 divisi, dan setiap divisi dibagi lagi ke 10 seksi. Adapun pembagiannya sebgai berikut :

000 = Umum

100 = Filsafat

200 = Agama

300 = Sosial

400 = Bahasa

500 = Ilmu-ilmu murni

600 = Imu terapan

700 = Seni dan Olah raga

800 = Kesusasteraan

900 = Sejarah dan geografi

Sedangkan pembagian untuk kelas agama islam masuk pada 297

E. Pelayanan Pemakai

1. Pelayanan Sirkulasi, kegiatan kerja yang meliputi :

- peminjaman

- pengembalian

- perpanjangan

- penagihan

- sanksi

- bebas perpustakaan

- statistik

2. Pelayanan Referensi

3. Pelayanan Pendidikan Pemakai dan Promosi

4. Pelayanan Penyebarluasan Informasi


F. Penutup

Demikian makalah singkat yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan tentang perpustakaan bagi kita semua.


G. Daftar Bacaan :

1. SIREGAR, A. Ridwan : Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa, Medan : Universitas Sumatera Utara, 2004.

2. BASUKI, Sulistyo : Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta : Gramedia, 1991

3. Lasa HS : Manajemen Perpustakaan ; Yogyakarta : Gama Media, 2005.

4. QALYUBI, Syihabuddin : Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi ; Yogyakarta : IAIN Suka, 2003.



By: M.I.M Community

midason creative product. Diberdayakan oleh Blogger.

Midason Website Translator

Sebarkan Kebaikan

Bila ada manfaat dalam tulisan di blog ini, silahkan share ke teman. Klik link di bawah (Share It). Thanks

IKRAR PERJUANGAN

Siapa yang banyak tertawa, wibawanya merosot. Siapa yang banyak bercanda, niscaya diremehkan. Siapa yang banyak bicara, banyak dustanya. Siapa yang banyak dustanya, Siapa yang sedikit malunya, tipis wara'nya. Siapa yang tipis wara'nya, mati hatinya. Mulailah sekarang juga untuk melangkah..... menuju tujuan Anda.... meskipun selangkah demi selangkah, tetapi akan membawa Anda ke tujuan... namun pastikan arah yang Anda tempuh benar... Pastikan Setiap Detik Hidup Anda Bertambah Ma'rifah. Baik Mengenal Allah (Ma'rifatullah), Rasulullah, Al-Islam, Al-Qur'an, Insan, Bisnis, Politik, Da'wah dan Jihad. Itulah Cara yang Sesungguhnya.

Jalan Menuju Surga

Jalan Menuju Surga
Ikutilah...!

About Me..!

Foto saya
Smart Muslim and Profesional !!!

midason program

midason program
Mari mendesain n berkreasi Secanggih mungkin untuk ketinggian Islam!!!

CONTACT PERSON

  • 085645848885

Followers

DATA PENGUNJUNG